Kegiatan pasukan pengibar bendera pusaka menjadi ekstrakurikuler yang digemari sebagian siswa Siswi di SMK Negeri 1 Kendari . Hampir tiap sekolah punya Paskibraka. Ada yang dikemas sebagai ekskul, tetapi ada juga yang menjadi kegiatan mandiri di luar OSIS. Tugas utama anggota Paskibraka adalah menjadi petugas upacara, seperti pada upacara bendera rutin dan peringatan proklamasi kemerdekaan. Namun, tak berarti mereka hanya bisa berjalan tegap dan seirama bersama anggota Paskibraka lainnya. Anggota pasukan pengibar bendera pusaka (Paskibraka) juga dituntut mampu berkreasi membuat formasi-formasi di peleton mereka. Penampilan dalam formasi baris-berbaris biasa. Di sini setiap tahun peserta Paskibra melakukan pengibaran bendera yang di adakan setiap memperingati detikdetik proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia pada setiap tahunnya ”Aku ingin menjadi petugas upacara yang kebagian membawa bendera Merah Putih atau yang mengibarkannya,” ujar Muhtar. Menurut dia, mengibarkan bendera membuat ia merasa makin menghargai kemerdekaan bangsa Indonesia. ”Sewaktu memegang Merah Putih, aku membayangkan betapa susah pejuang kita saat mau mengibarkannya. Ini membuat aku lebih menghargai jasa para pahlawan,” ”Banggalah, kan, enggak semua orang mau dan mampu menjadi petugas upacara, apalagi bagian pengibar bendera,” kata Dita. Kekompakan menjadi ciri anggota Paskibraka, tidak hanya kompak antara senior dan yunior, tetapi juga antara anggota aktif dan alumni. Oleh karena itu, di beberapa sekolah, kegiatan Paskibraka tak memerlukan pelatih khusus. Di sini anggota senior atau alumni yang melatih adik kelasnya. Saat mereka ikut lomba, alumni pun menjadi pendukungnya. Mungkin karena itulah, di sekolah justru jarang ada faktor kekerasan dalam Paskibraka. ”Kalau ada di antara kami yang salah langkah dalam berbaris, tanpa disuruh pun kami push up minimal tiga kali,” ujar Ardi. Secara umum mereka mengaku mendapat manfaat dari Paskibraka, antara lain lebih disiplin, kompak, dan fokus pada apa yang harus dikerjakan. ”Tiga faktor itu harus kami lakukan saat berlatih dan bertugas,” kata Ardi Dampak lanjutannya, ia merasa malu bila terlambat ke sekolah. ”Masak anak Paskibraka telat, sih. Ini enggak sesuai ciri kegiatan kami yang penuh disiplin,” katanya. Tak hanya siswa yang mendapat manfaat, orangtua pun senang anaknya ikut Paskibraka. Post By Junisba . S,Pd (Pembina Paskibra SMK Negeri 1 Kendari)
Pengukuhan paskibra SMK Negeri 1 Kendari

Related Posts

Sejuta Masker Merah Putih dari SMK
Sebagai wujud kepedulian dan solidaritas dalam menghadapi pandemi COVID-19, Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi (Dirjen Diksi), Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), ...

Sosialisasi AKM Di SMK 1 KENDARI
Salah satu perrubahan yang terjadi dalam reformasi sistem pendidikan adalah. dengan menghapus Ujian Nasional (UN) diganti Asesmen Kompetensi. Asesmen nasional ...

Pengelolaan Sekolah Berbasis TIK
Integrasi Tekhnologi Informasi Komunikasi (TIK) dalam sistem pendidikan kejuruan memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap pengelolaan SMK khususnya memperkuat peran ...