Kemajuan dalam bidang iptek (ilmu pengetahuan dan teknologi) telah menimbulkan perubahan sangat cepat dalam kehidupan umat manusia. Selain sangat pesat, perubahan ini memiliki daya jangkau yang amat luas. Hampir tidak ada segi-segi kehidupan yang tidak tersentuh oleh perubahan. pada kenyataannya telah menimbulkan pergeseran nilai nilai dalam kehidupan umat manusia, termasuk di dalamnya nilai-nilai agama, moral, dan kemanusiaan. Di Indonesia, gagasan tentang perlunya integrasi Iptek dan Imtaq (iman dan taqwa) ini sudah lama digolakan. Hal ini, karena kenyataan bahwa pengembangan iptek dalam sistem pendidikan kita tampaknya berjalan sendiri, tanpa dukungan asas iman dan takwa yang kuat, sehingga pengembangan dan kemajuan iptek tidak memiliki nilai tambah dan tidak memberikan manfaat yang cukup berarti bagi kemajuan dan kemaslahatan umat dan bangsa dalam arti yang seluas-luasnya. Pendidikan dan pengembangan ilmu dilakukan untuk kemaslahatan umat manusia yang seluas-luasnya dalam kerangka ibadah kepada Allah SWT.
“Terutama belajar learning by doing, sambil belajar, sambil berbuat. Melihat pembelajaran di sekitar kita, apa saja yang berupa sosial penting sekali. semangat kebersamaan, semangat kesetia kawanan, semangat sekurang-kurangnya untuk punya perhatian sudah menjadi awal yang bagus, jadi tidak mesti membantu.. jadi bukan hanya belajar dan belajar, akhirnya di satu sisi ilmu yang kita dapatkan dan masyarakat di sisi lain. kita tidak in dalam masyarakat itu sendiri.” Ujar Menteri Sosial DR. H. Salim Segaf Al-Jufri, MA.
Keselarasan Iptek dan Imtaq memang seharusnya berjalan agar manusia dan kehidupannya dapat meraih apa yang lebih sehat dan lebih baik. Sebab, Iptek akan memberikan berkah dan manfaat yang sangat besar bagi kesejahteraan hidup umat manusia jika disertai oleh asas iman dan takwa kepada Allah SWT, atau yang disebut imtaq. Sebaliknya apalabila tanpa landasan imtaq, iptek dapat disalahgunakan pada tujuan-tujuan yang bersifat destruktif. Jika demikian, iptek hanya absah secara metodologis, tetapi batil dan miskin secara maknawi. Pada kenyataannya, iptek telah menimbulkan pola dan gaya hidup baru yang sangat berlawanan dengan nilai-nilai budaya dan agama yang dianut oleh bangsa kita. Dengan demikian penekanan pada salah satunya, hanya akan menyebabkan kehidupan menjadi cacat dan berat sebelah, dan menyalahi hikmat kebijaksanaan Tuhan yang telah menciptakan manusia dalam kesatuan jiwa raga, juga dunia dan akhirat.
“Cara agar iptek dan imtaq itu menjadi seimbang. Memang di sekolah kita memang kurikulumnya belum seimbang sebagaimana yang kita harapkan. terlalu berat barangkali dari imtaq ke pengetahuan umum. Padahal pengajaran terkait dengan nilai mana benar dan salah, baik dan buruk, halal dan haram. tentu pelajaran seperti itu pasti bersumber dari interaksi pendidikan. mudah-mudahan ke depan semakin berimbang. dan jika pun tidak seimbang harus dicari penyeimbang. contohnya pesantren Kilat pengetahuan berbasis semesta kemudian penyeimbangannya dengan menghidupkan masjid .
Imtaq menjadi landasan dan dasar pokok paling kuat yang akan mengantar manusia menggapai kebahagiaan hidup dunia maupun akhirat. Tanpa dasar imtaq, segala atribut duniawi, seperti pangkat, harta, dan penghormatan, tidak akan mampu mengantar manusia meraih kebahagiaan sesungguhnya. Kemajuan dalam semua itu, tanpa iman yang kuat dan upaya keras mencari ridha Tuhan, hanya akan menghasilkan fatamorgana yang tidak menjanjikan apa-apa selain bayangan palsu. “Tidak mungkin cita-cita kuat, tanpa iman yang kuat.” Rudianto, S.P.d